Senin, 01 November 2010

Kekuatan Motivasi

“Saya tidak bisa melakukan hal itu”, “Hal itu terlalu sulit buat saya”, “Saya tidak mampu”, “Saya pasrah”, “Saya menyerah”. Seringkali kata-kata ini yang sering kita dengar jika seseorang mendapat suatu hal atau tugas yang berat (menurut pandangan pribadinya). Bahkan, diri kita sendiri juga pernah mengucapkan kata-kata yang sama. Benar atau tidaknya, silakan mengoreksi diri kita masing-masing.

Baik tua-muda, besar-kecil, pasti pernah mengalami yang namanya “kesulitan” bukan? Jika kita bertanya kepada anak SD apa yang menjadi kesulitan mereka, mereka mungkin menjawab: “Pelajaran bahasa Inggris susah sekali kak. Saya tidak bisa”. Jika kita bertanya kepada anak SMA apa yang menjadi kesulitan mereka, mereka mungkin menjawab: “Fisika tuh susah banget sih, pusing pala gue” atau “Dapetin dia susah banget sih! Padahal gue naksir berat sama dia”. Jika kita bertanya lagi kepada orang yang sudah bekerja apa yang menjadi kesulitan mereka, mereka mungkin menjawab: “Aduh, deadlinenya besok. Ga mungkin kekejar nih. Siap-siap aja dimarahin bos” atau “Gua udah 30 tahun tapi belum juga menikah. Calon-calon perjaka tua nih gua”. Begitu banyak kata-kata negatif yang keluar dari mulut kita untuk diri kita sendiri. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah kita sadar akan hal itu? apakah kita sadar bahwa secara tidak langsung kita membatasi diri kita untuk tidak melakukan hal yang kita anggap sulit.

Seringkali banyak orang yang hidup dan berpandangan sesuai “apa kata orang lain”. Sebagai contoh, ada yang mengatakan bahwa pelajaran fisika itu sulit. Saat seseorang mendapatkan pelajaran fisika tersebut, dia langsung mengatakan: “Ah, susah tuh fisika! Temen gue aja bilang gitu”. Nah, perkataan-perkataan inilah yang menjadi pembatas kemampuan pikiran kita. Padahal, dia juga belum tentu sama seperti temannya yang juga telah membatasi dirinya sendiri. Banyak hal-hal seperti ini yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Bisa atau tidaknya kita melakukan sesuatu tergantung dari niat dan motivasi diri kita sendiri. Coba saja kita bayangkan jika lingkungan, sahabat, bahkan keluarga kita tidak mendukung apa yang kita inginkan atau apa yang menjadi cita-cita kita, siapa lagi yang akan memberi dorongan motivasi kepada kita kalau bukan diri sendiri?

Mengapa ada orang yang tidak didukung sama sekali dalam langkahnya bisa berhasil, bahkan menjadi orang yang berpengaruh serta dapat mengubah persepsi orang lain tentang langkah yang diambilnya? Jawabannya hanya karena “dia dapat memotivasi dirinya sendiri”. Sebagai pribadi, kita dapat melakukan banyak hal. Kita juga mempunyai sebuah cita-cita. Perjuangkan cita-cita kita semaksimal mugkin dengan cara memotivasi diri agar menjadi yang lebih baik dari orang lain. Kita hidup di dunia ini dengan berjuang untuk mendapatkan suatu kemerdekaan, baik dalam ekonomi, hak, dan juga memperbaiki taraf hidup serta status sosial. Sesuai prinsip “Manusia tidak pernah puas”. Namun, hal ini akan berjalan dengan baik dan terorganisasi jika kita mengaplikasikannya dengan jalan yang baik pula. Artinya, jangan menggunakan cara-cara yang tidak halal atau instan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Sesuatu yang didapatkan melalui proses, akan lebih dihargai dibandingkan sesuatu yang didapatkan begitu saja (cuma-cuma). Mulai saat ini, marilah kita perkatakan dorongan-dorongan positif dalam diri kita dimulai dari hal-hal yang kecil. Jika kita tidak memulainya dari hal-hal yang kecil terlebih dahulu, bagaimana mungkin kita dapat memotivasi diri kita jika ketidakmungkinan yang besar menurut persepsi kita dapat teratasi? Jadi, kekuatan motivasi memberi dampak dan warna yang cerah bagi kehidupan kita. “Ayo, KITA BISA!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar