Senin, 01 November 2010

Cinta = Magnet

Lagi-lagi masalah cinta. Menurut gue, masalah cinta seakan tak lekang oleh waktu. Kenapa? Karena ngga ada orang yang bosan dengan hal yang satu ini. Banyak yang mendefinisikan cinta ini sebagai sesuatu yang indah, yang bermakna, yang penuh tantangan, penuh dengan emosi jiwa. Bahkan cinta seakan-akan dapat menghipnotis seseorang menjadi pribadi yang bukan dirinya. Tapi ngga sedikit juga orang yang menganggap cinta itu adalah suatu hal yang basi, cengeng, ga penting, buang-buang waktu, dan sebagainya. Pro-kontra dalam setiap masalah pasti selalu ada, ngga terkecuali masalah yang satu ini.
Sekarang, gue pengen analogikan cinta dengan magnet. Kenapa gue bilang seperti itu? Lo bayangin aja. Disaat setiap pribadi disatukan oleh cinta, mereka pasti akan berperilaku seperti orang lain. Ga banyak di antara kita yang jadi diri kita sendiri saat mencintai seseorang. Malah kita selalu berusaha menjadi apa yang diinginkan pasangan kita. Percaya ngga percaya, sebagian di antara lo pasti ngalamin. Ngaku ngga lo? Hmmm.. Gue kasih satu ilustrasi deh.
Misalnya, lo adalah seorang cowok yang bisa dikatakan ngga berbakat ngapa-ngapain, ngga pinter, udah gitu pakaian compang-camping robak-robek atas bawah, ngomong kayak orang yang ngga pernah disekolahin tiba-tiba suka sama seorang cewek yang terkenal anggun, rapih, sopan, tahu menempatkan diri, dan pandai dalam segala hal dan mereka saling mencintai satu sama lain. Menurut lo, sapa yang bakal berubah kepribadian? Ayo coba lo tebak dalam hati. Kalo jawaban lo bener gue kasih permen.
Nih gue jawab pertanyaan tadi. Dua kepribadian ini sangat bertolak belakang. Kalau gue bilang bagaikan langit dan bumi, air dan api, kemarau dan hujan, panas dan dingin, subur dan gersang, stop stop stop. Kita lanjutin lagi. Ya, keduanya sangat bertolak belakang. Nah, kalau gue tanya lagi, kira-kira siapa yang suka duluan? Yang cowok apa yang cewek? Gue bilang ada kemungkinan kalau si cowok ini yang suka duluan sama ceweknya, tapi ngga lepas juga kemungkinan kalau ceweknya ini yang suka duluan sama cowoknya. Walaupun kemungkinan yang kedua ini jarang terjadi, gue yakin hanya cinta yang bisa begini. Lanjut, sekarang menurut lo mana yang menjadi pusat magnetnya? Si cewek apa si cowok?
Nih gue perjelas lagi. Si cowok maupun si cewek sama-sama bisa menjadi pusat magnetnya. Ketika cowok ini tertarik pada cewek itu ataupun sebaliknya. Anggep aja ceweknya yang menjadi pusat magnet, maka cowok tadi akan mencoba segala cara untuk mengikuti apapun tingkah laku cewek ini. Dia akan berusaha mencari tahu apa kebiasaan cewek ini, apa kesukaannya, apa ketidaksukaannya, apa yang dapat membuat cewek ini menyukainya, dan akhirnya si cowok mencari jalan untuk mendapatkan hati si cewek (pusat magnet itu). Bagaikan sebuah kutub utara yang bergerak mendekati pusat magnet yang berkutub selatan. Maka mulailah cowok ini sedikit demi sedikit berubah kepribadiannya menyerupai cewek idamannya. Yang dulunya dia suka males-malesan, datang telat, sekarang datangnya sebelum satpam bukain pintu gerbang. Yang dulunya urak-urakan, acak-acakan, sekarang rapihnya melebihi pemenang kontes kerapihan seantero Jakarta misalnya (lebay). Yang dulunya pemalas, tukang nongkrong di warnet, sekarang malah minta di kasih tugas sama dosen. Begitulah cinta. Mengubah kepribadian seseorang dalam sekejap mata. Untungnya ini perubahan positif. Mau dengar yang negatif? Yang mau silakan lanjutin baca ke bawah.
Nah, sebaliknya nih. Kalau si cowok ini yang jadi pusat magnetnya, maka cewek ini pun akan melakukan segala hal yang sama seperti dilakukan cowok tadi. Mulai mengikuti kebiasaan yang dilakukan cowok ini. Dari yang dulunya si cewek sering menang olimpiade matematika sekarang malah jadi pemenang lomba lompat karung misalnya (ga nyambung). Yang dulunya datang 30 menit sebelum dosen mengajar, sekarang malah datang 30 menit setelah dosen mengajar. Keterlaluan. Cinta dapat menarik seseorang ke dalam hal yang positif. Namun dapat pula menjatuhkan seseorang ke dalam hal yang negatif hanya dalam sekejap mata. Sama saja dengan romansa kehidupan ini. Semuanya begitu indah. Namun yang indah itu tak selamanya baik. Tetapi yang baik itu sudah pasti indah.
Temen-temen semua, gue pengen ketika lo jadi pusat magnet itu, lo harus bawa pasangan lo ke dalam hal yang positif. Jangan malah lo bawa dia ke dalam hal negatif yang dapat merugikan banyak pihak, terutama diri lo sendiri. Kalau lo beneran sayang sama pasangan lo, lo pasti tau apa yang terbaik buat dia. Kalau lo udah tau kebiasaan lo itu buruk, cepat-cepatlah merubah hal itu. Gue bukannya bermaksud nyaranin lo buat jadi orang lain di luar diri lo. Tapi, yang mesti lo sadarin adalah kebiasaan buruk itu bisa diubah. Kebiasaan buruk cuma alasan dari sikap lo yang males-malesan. Itu mungkin cuma alasan dari sikap lo yang keras, kaku. Bukan maksudnya lo menjadi orang lain, bukan. Tapi kita hidup di dunia ini untuk diproses. Diproses untuk diubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Dan mungkin sekarang yang lagi proses lo itu pasangan lo. Hati-hati! Lo harus lihat cara dia proses lo gimana? Dia proses lo ke arah yang baik atau buruk? Kalau ke arah yang baik, pasangan lo itu patut diacungin jempol karena sudah membawa diri lo ke dalam hal-hal positif. Tentunya, hal positif ini bisa dilihat dari cara hidup lo dan apa kata orang tentang lo. Kalau yang terjadi malah sebaliknya, gue saranin lo pikirin baik-baik hubungan kalian. Lo tinggalin atau lo perbaiki semuanya. Karena sekali lagi gue bilang, pepatah yang bilang “penyesalan itu datangnya belakangan” pasti menimpa hidup lo dan pasangan lo kalau lo ngga buru-buru sadar dan memikirkan semuanya.
Jadi temen-temen, sebaiknya segala sesuatu dipikirkan terlebih dahulu. Jangan sampai kita menjerumuskan orang lain dengan tidak bertanggung jawab, atau bahkan sebaliknya. Boleh lo jerumusin anak orang ke dalam jurang. Tapi jurang apaan dulu? Kalau lo jerumusin ke jurang duit sih ngga apa-apa. Gue juga mau. Tapi jangan sampai lo jerumusin dia ke dalam jurang maut, seperti narkoba, seks bebas, tawuran, dan lain-lain. Apalagi yang lo jerumusin itu pasangan lo. Parah itu namanya! Cinta lo sama pasangan lo harus lo buktiin dengan kepiawaian lo memainkan alur cinta itu menuju suatu hal yang lebih baik lagi. Naik dan terus naik, bukan sebaliknya. Dan bukan sesuatu yang ngga mungkin, hal itu akan membawa orang lain menjadi termotivasi sama lo berdua. Dan lo berdua jadi berkat buat orang lain. Jadi menurut lo, cinta itu seperti magnet ngga? God bless you all.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar