Manusia seutuhnya adalah manusia yang memiliki ketiga potensi, baik akal, jasmani
maupun kerohanian yang seimbang. Mengapa demikian? Karena dengan seimbangnya
ketiga potensi tersebut, seorang manusia akan menjadi manusia seutuhnya yang tidak
timpang. Sebagai contoh, jika ada seseorang yang hanya maksimal pada potensi akal
dan jasmani saja tanpa didukung potensi kerohanian, maka bisa dibayangkan karakter
yang nantinya terbentuk dalam pribadi orang tersebut seperti apa. Orang-orang
Indonesia banyak yang pandai.
maupun kerohanian yang seimbang. Mengapa demikian? Karena dengan seimbangnya
ketiga potensi tersebut, seorang manusia akan menjadi manusia seutuhnya yang tidak
timpang. Sebagai contoh, jika ada seseorang yang hanya maksimal pada potensi akal
dan jasmani saja tanpa didukung potensi kerohanian, maka bisa dibayangkan karakter
yang nantinya terbentuk dalam pribadi orang tersebut seperti apa. Orang-orang
Indonesia banyak yang pandai.
Namun, karena tidak dibekali dengan potensi kerohanian yang maksimal, maka
kepandaian yang ia miliki dapat disalahgunakan menuju ke hal-hal yang bertentangan
dengan pemahaman agama. Kalau saja orang tersebut memiliki pemahaman agama
yang baik, maka tentu saja orang itu akan berpikir panjang untuk melakukan sesuatu hal
dan akan terbayang akan akibat-akibat yang ditimbulkan jika ia melakukan perbuatan
tersebut sesuai dengan yang diajarkan oleh agama mereka masing-masing. Begitu pula
sebaliknya, jika manusia hanya memiliki salah satu atau dua dari masing-masing
potensi tadi, hal itu tidak dapat menjadikan seorang manusia menjadi manusia
seutuhnya. Oleh karena itu, ketiga potensi manusia tadi, baik potensi akal, jasmani
maupun rohani harus dimaksimalkan, tidak timpang atau cenderung maksimal kepada
satu atau beberapa potensi.
kepandaian yang ia miliki dapat disalahgunakan menuju ke hal-hal yang bertentangan
dengan pemahaman agama. Kalau saja orang tersebut memiliki pemahaman agama
yang baik, maka tentu saja orang itu akan berpikir panjang untuk melakukan sesuatu hal
dan akan terbayang akan akibat-akibat yang ditimbulkan jika ia melakukan perbuatan
tersebut sesuai dengan yang diajarkan oleh agama mereka masing-masing. Begitu pula
sebaliknya, jika manusia hanya memiliki salah satu atau dua dari masing-masing
potensi tadi, hal itu tidak dapat menjadikan seorang manusia menjadi manusia
seutuhnya. Oleh karena itu, ketiga potensi manusia tadi, baik potensi akal, jasmani
maupun rohani harus dimaksimalkan, tidak timpang atau cenderung maksimal kepada
satu atau beberapa potensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar